Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) - Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Yogyakarta akan membuka jurusan atau kelas baru yakni Teknologi Industri Baja untuk tahun ajaran 2024/2025.
Pembukaan kelas Teknologi Industri Baja di Tahun Pelajaran Baru yang akan datang merupakan permintaan dari industri baja akan ketersediaan tenaga kerja di bidang tersebut untuk level SMK, yang belum ada di Indonesia.
Pihaknya bekerjasama dengan PT Krakatau Posco salah satu perusahaan yang mengembangkan baja.
"Kelas ini ada di konsentrasi keahlian Teknik Kimia Industri dengan spesialisasi baja dan disebut kelas teknologi industri baja," kata Kepala SMK-SMTI Yogyakarta Raden Rara Ening Kaekasiwi, Jumat (10/11/2023).
Dijelaskan Ening, lama pendidikan siswa jurusan ini selama 3 tahun dengan program 2 tahun belajar teori dan praktek di sekolah dan 1 tahun praktek di Industri.
"Diawal Kerjasama ini dibuka 1 kelas dengan jumlah siswa 20 orang. Kurikulum disusun bersama antara sekolah dan PT. Krakatau Posco dengan tetap mengakomodir kurikulum nasional," ujarnya.
Sementara tenaga pendidiknya disediakan dari sekolah dan industri.
Keterlibatan industri dimulai sejak dari penerimaan siswa baru hingga penempatan kerja lulusan.
Disinggung prospek kerja bagi lulusan Teknologi Industri Baja, Ening menjelaskan mengacu pada konsumsi industri baja nasional dan ekspor industri besi dan baja yang terus meningkat dari tahun ke tahun, maka selama itu pula dibutuhkan tenaga kerja dibidang baja.
"Dan ilmu khusus teknologi industri baja tingkat SMK, baru ada di SMK SMTI Yogyakarta. Perlu diketahui bahwa Indonesia adalah produsen baja terbesar di ASEAN," tegasnya.
Dengan kebutuhan konsumsi baja nasional yang besar ditambah industri baja di Indonesia yang jumlahnya puluhan, maka peluang kerja bagi lulusan kelas khusus baja ini masih sangat besar apalagi hanya 20 orang lulusan per tahun.
Dia menambahkan SMK-SMTI Yogyakarta kurikulumnya dirancang untuk bekerja (71 persen Praktek, 29 persen teori).
Pilihan untuk melanjutkan setelah lulus bukan merupakan tujuan sekolah SMK akan tetapi tidak menutup kemungkinan siswa lulusan SMK dapat melanjutkan kuliah.
Jurusan yang dipilih jika akan melanjutkan studi tentu saja sesuai konsentrasi keahlian sewaktu di SMK sehingga tidak begitu sulit mengejar ketertinggalan dengan lulusan SMA.
"Dan ilmu khusus teknologi industri baja tingkat SMK, baru ada di SMK SMTI Yogyakarta. Perlu diketahui bahwa Indonesia adalah produsen baja terbesar di ASEAN," tegasnya.
Dengan kebutuhan konsumsi baja nasional yang besar ditambah industri baja di Indonesia yang jumlahnya puluhan, maka peluang kerja bagi lulusan kelas khusus baja ini masih sangat besar apalagi hanya 20 org lulusan per tahun.
Dia menambahkan SMK-SMTI Yogyakarta kurikulumnya dirancang untuk bekerja (71 persen Praktek, 29 persen teori).
Pilihan untuk melanjutkan setelah lulus bukan merupakan tujuan sekolah SMK akan tetapi tidak menutup kemungkinan siswa lulusan SMK dapat melanjutkan kuliah.
Jurusan yang dipilih jika akan melanjutkan studi tentu saja sesuai konsentrasi keahlian sewaktu di SMK sehingga tidak begitu sulit mengejar ketertinggalan dengan lulusan SMA.
Harapan ke depan kelas yang akan dibuka tahun pelajaran baru nanti mendapat respon positif dari masyarakat.
"Sehingga pendaftarnya banyak, input kita baik. Proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan lulusannya sesuai ekspektasi dari industri baja," ujarnya.
Kemudian harapan jangka panjang, turut disampaikan Ening akan ada lagi industri yang bisa bekerjasama dengan sekolah untuk membuka kelas khusus sesuai kebutuhan spesialisasi mereka.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Pertama di Indonesia SMK-SMTI Yogyakarta Buka Kelas Teknologi Industri Baja, Ini Peluang Kerjanya, https://jogja.tribunnews.com/2023/11/10/pertama-di-indonesia-smk-smti-yogyakarta-buka-kelas-teknologi-industri-baja-ini-peluang-kerjanya?page=2.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah