Akselerasi Transformasi Industri 4.0 di SMK Se-Indonesia

Akselerasi Transformasi Industri 4.0 di SMK Se-Indonesia
upload date

16 February 22

upload date

Uncategorized

Kementerian Perindustrian terus melakukan upaya akselerasi transformasi industri 4.0 dengan melaksanakan program-programnya yang sejalan dengan program utama pemerintah Making Indonesia 4.0, salah satunya adalah program pengembangan SDM industri kompeten yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI).

BPSDMI menggelar Diklat Transformasi Industri 4.0 di SMK secara daring/online yang dibuka oleh Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) pada Senin, 7 Februari 2022.

Diklat yang diikuti oleh 50 orang dari 25 SMK program Link and Match SMK dengan Industri ini merupakan kegiatan pendahuluan dari Pelatihan Transformasi Industri 4.0 di SMK yang akan dilakukan setelahnya.

BPSDMI menyelenggarakan rangkaian pelatihan tersebut bekerja sama dengan The Institute of Technical Education Services (ITEES) Singapura didukung oleh Temasek International dengan tujuan agar jajaran manajemen SMK program Link and Match siap mengantisipasi transformasi teknologi 4.0.

Kepala PPPVI Restu Yuni Widayati menjelaskan dalam sambutannya bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini adalah bagian dari upaya peningkatan kualitas SDM yang merupakan salah satu prioritas nasional dalam program Making Indonesia 4.0.

“Salah satu kunci yang perlu dilakukan adalah memperbaharui sekolah kejuruan untuk mendukung industri 4.0,” kata Restu.

Menurut Restu, kegiatan ini merupakan kesempatan yang baik bagi peserta untuk dapat menyusun langkah-langkah strategis pengembangan pembelajaran yang mengantisipasi kebutuhan masa depan sektor industri sebagai pengguna lulusan sekolah kejuruan peserta.

Sebelumnya, Pemerintah Singapura telah mendukung pelatihan teknis bidang otomasi dan kelistrikan untuk Guru SMK program Link and Match yang dilakukan di Singapura serta pelatihan penyusunan kurikulum 4.0 bekerja sama dengan Singapore Polytechnic yang sempat dilihat langsung oleh Presiden Singapura Halimah Jacob.

“Kerja sama dengan Singapura ini sendiri merupakan program implementasi yang ketiga,” ujarnya.

Program Link and Match sendiri merupakan tindak lanjut dari revitalisasi SMK yang telah dilakukan sejak 2017 dan melibatkan sebanyak 856 industri dan 2.615 SMK dengan beberapa kegiatan yang telah dilakukan yaitu peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, magang dan teaching factory, diklat asesor kompetensi, pemberian bantuan alat ke SMK, monitoring dan evaluasi, pelatihan in-company trainer, dan coaching clinic super tax deduction.

“Keberhasilan implementasi Making Indonesia 4.0 harus digulirkan secara masif dan terstruktur guna mengajak masyarakat industri menyadari kunci dari revolusi industri 4.0 serta melakukan kolaborasi atau konektivitas dengan setiap pemangku kepentingan,” lanjut Restu.

Program Making Indonesia 4.0 diluncurkan pada tahun 2018 sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kinerja sektor industri dengan aspirasi untuk mewujudkan Indonesia menjadi 10 ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030.

Dengan mendorong implementasi industri 4.0 pada sektor-sektor industri yang menjadi fokus Kemenperin, yaitu industri makanan dan minuman, otomotif, kimia, elektronika, tekstil dan garmen, serta farmasi dan alat kesehatan, dinilai dapat menambah PDB yang berasal dari peniingkatan input tenaga kerja dan peningkatan produktivitas mencapai USD 155 miliar dengan tambahan tenaga kerja digital manufaktur mencapai 4,5 juta orang serta tenaga kerja penunjang manufaktur sebesar 12,5 juta orang.

Berdasarkan data Kemenperin, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB mencapai 17,33% pada semester III tahun 2021 dan menjadi sektor penyumbang PDB terbesar dibandingkan sektor-sektor lainnya.

Hal ini sejalan dengan PMI manufaktur bulan Januari sebesar 53,70 yang naik dibandingkan dengan Desember 2021 dan telah melampaui ASEAN, Korea Selatan, Rusia, dan Cina.

“Program nasional ini telah menjadi perhatian utama dan dijalankan secara masif di industri,” tambahnya.

Dalam mengukur implementasi industri 4.0, Kemenperin terlah menyusun INDI 4.0 sebagai assessment tool dan juga menjaga keberlanjutannya.

Selain itu, Kemenperin juga mendirikan Pusat Inovasi Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) yang diluncurkan pada Desember 2021 lalu.

Melalui Diklat Transformasi Industri 4.0 di SMK ini, peserta nantinya dapat memahami revolusi industri 4.0, teknologi 4.0, INDI 4.0, penerapan transformasi industri 4.0 pada perusahaan di Indonesia, dan membuat roadmap transformasi pendidikan di sekolah berbasis 4.0 pada sekolah kejuruan masing-masing.

“Peran aktif Bapak Ibu sangat kami harapkan agar dapat memanfaatkan dengan maksimal hasil dari pelatihan ini untuk mentransformasi sekolahnya sehingga menghasilkan lulusan dengan skill 4.0 sesuai dengan harapan dan kebutuhan industri,” tutup Restu.

COMMENT

bpsdmi
 
loc
speak up
speak up