Sinergi Kemenperin-Jerman-Swiss Majukan Pendidikan Vokasi Industri Indonesia

Sinergi Kemenperin-Jerman-Swiss Majukan Pendidikan Vokasi Industri Indonesia
upload date

27 September 21

upload date

Uncategorized

Menyediakan SDM Industri yang sesuai dengan kebutuhan industri merupakan salah satu tugas utama Kementerian Perindustrian dalam rangka mendorong perekonomian nasional.

Dalam menjalankan tugasnya, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan vokasi industri pada unit pendidikan vokasi di bawah naungan Kemenperin.

Kemenperin juga menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai pihak dari dalam dan luar negeri untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi industri, seperti Pemerintah Jerman dan Swiss.

Pada Senin, 27 September 2021, Kemenperin resmi membuka Pelatihan Master Trainer untuk Pelatih Tempat Kerja di Indonesia sebagai salah satu program kerja sama dengan Pemerintah Jerman dan Swiss.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan bukti nyata yang dilakukan Kemenperin dengan negara yang selama ini menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi, yakni Jerman dan Swiss.

“Tujuan utama penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi Kemenperin yang didukung dua negara ini yaitu menyediakan SDM Industri yang sesuai dengan kebutuhan industri untuk mendukung pemerataan pertumbuhan industri di seluruh wilayah Indonesia,” jelas Agus.

Selain itu, Pelatihan Master Trainer ini juga merupakan implementasi dari program unggulan Kemenperin, yakni Link and Match dengan industri sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi para pelatih di tempat kerja yang memiliki peran sangat dominan dalam membimbing para peserta Praktik Kerja guna mencapai kompetensi agar siap kerja.

“Para Pelatih Tempat Kerja ini terbukti juga menjadi motor bagi perusahaannya untuk mengajukan insentif Super Tax Deduction. Oleh karena itu, penyediaan Pelatih Tempat Kerja menjadi salah satu kunci suksesnya implementasi pendidikan dual system di Indonesia,” tambah Agus.

Kerja sama Kemenperin dengan Pemerintah Jerman terkait TVET (Technical Vocational Education and Training) diketahui telah dimulai sejak tahun 2001 dan telah membangun serta menguatkan unit pendidikan dan pelatihan Kemenperin hingga saat ini menjadi role model yang menghasilkan lulusan kompeten dan siap kerja untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri sebanyak 682.000 orang setiap tahunnya.

Sementara itu, Kemenperin juga sudah lama berkolaborasi dengan Pemerintah Swiss dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan kejuruan sistem ganda yang diterapkan pada 9 SMK dan 12 Unit Pendidikan Tinggi Kemenperin.

Kedutaan Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein menyambut baik program Pelatihan Master Trainer ini sebagai program strategis guna menghasilkan SDM berkualitas dan siap memasuki pasar kerja.

“KBRI Bern mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan keterampilan professional melalui pendidikan vokasi untuk mengurangi tingkat pengangguran sehingga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia,” ungkap Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman Dharmansyah Hadad.

Menurutnya, Swiss menjadi salah satu negara yang sudah lama mendukung pendidikan vokasi di Indonesia, dan hubungan Indonesia-Swiss telah semakin meningkat, tidak hanya antar pemerintah tetapi juga antar pebisnis, dan people-to-people.

“Saat ini, Indonesia dan Swiss juga dalam proses rencana penandatanganan Young Professional Agreement dengan Swiss yang diharapkan dalam waktu dekat akan ditandatangani oleh Indonesia dan Swiss sehingga mulai entry into force pada November 2021,” tambahnya.

Kedutaan Besar RI untuk Jerman memberikan dukungannya terhadap kegiatan Pelatihan Master Trainer ini sebagai salah satu upaya dalam mengimplementasikan pendidikan sistem ganda pada sekolah vokasi di Indonesia yang selama ini telah diterapkan di Jerman dengan sangat baik.

Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno berpendapat bahwa salah satu kekuatan perekonomian Jerman selama ini terletak pada industri/usaha ukuran kecil dan menengah yang kuat dengan ditopang ketersediaan tenaga kerja terampil dalam jumlah dan kualitas yang cukup merata dan terstandardisasi di seluruh Jerman.

“Ratusan MoU tiap tahun ditandatangani antara sekolah dan industri di Jerman karena Industri anggap keterlibatan dalam kegiatan vokasi adalah investasi,” tegas Arif Havas.

Saat ini, Kemenperin telah melaksanakan Pelatihan Pelatih Tempat Kerja Internasional untuk Kualifikasi Dasar yang diikuti oleh sebanyak 151 orang dan Master Trainer sebanyak 32 orang.

Harapannya, melalui Pelatihan Master Trainer ini, Kemenperin dapat terus menghasilkan lebih banyak pelatih tempat kerja kompeten di industri dan ke depannya, dapat terus menjalin kerja sama yang baik serta berkolaborasi dengan Pemerintah Jerman dan Swiss dalam memajukan pendidikan vokasi Indonesia.

COMMENT

bpsdmi
 
loc
speak up
speak up