Dorong Peran Perempuan dalam Industri & Teknologi

Dorong Peran Perempuan dalam Industri & Teknologi
upload date

01 September 21

upload date

Uncategorized

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan PROSPERA menyelenggarakan Webinar Pendidikan Vokasi Responsif Gender pada 3 Agustus 2021 sebagai upaya mendorong peran strategis perempuan dalam pembangunan nasional, khususnya pada pengembangan pendidikan vokasi industri.

Kepala Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Iken Retnowulan menjelaskan bahwa Prospera telah melaksanakan asesmen berbasis gender terhadap unit pendidikan di lingkungan BPSDMI dengan melakukan analisis awal terhadap data dosen, guru dan mahasiswa/siswa, serta program studi.

Hasil review data tersebut nantinya dijadikan salah satu dasar kebijakan yang akan diambil lebih lanjut untuk pengembangan vokasi industri sesuai kebutuhan industri, terutama dalam hal mewujudkan kesetaraan gender pada berbagai prodi sehingga lulusan perempuan yang bekerja di sektor industri juga menjadi penyumbang dalam peningkatan GDP di Indonesia.

“Peran kesetaraan gender di Indonesia sangat diperlukan karena menurut Mckinsey Global Institute Report (2015) dengan adanya dengan pertumbuhan sebesar 10% lebih tinggi kesetaraan gender diyakini mampu meningkatkan GDP sebesar $135 juta pada 2025 dari business as usual,” tambah Iken.

Eni Widiyanti, Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang juga hadir dalam webinar ini menyampaikan bahwa memang peran perempuan di bidang STEM (science, technology, engineering and mathematic) masih kurang dan partisipasinya dalam dunia kerja di bidang teknologi juga masih sedikit. Menurut data BPS ada sekitar 57% perempuan yang keluar dari pekerjaan.  “Kita membutuhkan desain pekerjaan masa depan yang flexible untuk membantu para perempuan dalam melakukan pekerjaaanya.,” tambah Eni.

Menurut studi dari UNESCO pada 2015, rendahnya tingkat partisipasi pekerja perempuan di bidang industri disebabkan oleh persepsi bahwa lingkungan kerja di industri yang melibatkan pekerjaan fisik dan dominan pekerja laki-laki sehingga tidak menarik bagi pekerja perempuan. Sementara itu, berdasarkan Sakernas BPS tahun 2020, jumlah pekerja pada sektor industri adalah 17,48 juta dengan proporsi pekerja perempuan adalah 43,68% yang menunjukkan jumlah cukup tinggi.

Sebelumnya, BPSDMI bersama GIZ telah menyelenggarakan Women Innovation Camp bertema Perempuan dan Teknologi yang fokus pada Internet of Things. “Kegiatan ini bertujuan untuk menjelaskan dunia kerja di masa depan yang sudah sangat terpengaruh oleh teknologi informasi dan komunikasi serta digitalisasi. Di samping itu juga pada webinar ini kami menghadirkan role model perempuan yang sukses berkarir di bidang yang didominasi oleh laki-laki,” papar Adviser Project TVET System Reform GIZ Wulandari.

Tidak hanya itu, BPSDMI juga berkolaborasi dengan Axioo dan Makeblock untuk memberikan pelatihan dan pendampingan pada 54 siswi dan mahasiswi yang memiliki project terbaik setelah menyeleksi proposal-proposal inovasi mereka.

Menurut Lead Adviser, Market Prospera Julia Tijaja, potensi digital bisa dioptimalisasi untuk sektor-sektor tradisional, seperti sekarang ini, banyak secara jumlah partisipasi wanita dalam pendidikan vokasi. “Ke depannya, peran serta dari industri akan menjadi sangat penting sekali. Kolaborasi ini adalah sesuatu yang perlu kita optimalisasi,” jelasnya.

Harapannya, upaya yang dilakukan oleh BPSDMI dan mitra kerja sama dapat meningkatkan peran perempuan dalam mendukung pertumbuhan Industri, penggerak perekonomian rumah tangga, dan pembentuk generasi muda berkarakter.

Rilis ini telah dipublikasikan di portal SIVA Kemenperin

COMMENT

bpsdmi
 
loc
speak up
speak up