Kenaikan peringkat Competitive Industrial Performance (CIP) index manufaktur, dinilai sebagai bukti peningkatan yang solid dari pemerintah, industri dan pasar. Terlebih lagi menunjukan strategi kebijakan pemerintah selama pandemi ini dinilai mampu menyongsong pemulihan ekonomi nasional secara berkala.
"Salah satu aspek dalam strategi dan kebijakan Kementerian Perindustrian, yaitu peningkatan daya saing melalui penerapan revolusi industri 4.0," Ungkap Kepala BPSDMI, Eko S.A Cahyanto, saat koferensi virtual bertema Unleashing the Industry 4.0 Potentials for Boosting Innovative SMEs in Indonesia, Rabu (16/12/2020).
Melalui peningkatan daya saing yang lebih efektif dan strategis, Eko masih optimis dengan masa depan industri manufaktur Indonesia dapat terus meningkat CIP Index yang lebih di tahun mendatang. Mengingat terdapat tujuh sektor prioritas yang diakselerasi untuk menerapkan digitalisasi, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan, yang diharapkan banyak berkontribusi pada peningkatan PDB industri, peningkatan ekspor industri dan peningkatan penyerapan tenaga kerja industri.
"Oleh karena itu, Kemenperin telah menyusun peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai komitmen pemerintah dalam mendorong adopsi teknologi yang lebih masif pada sektor industri manufaktur di tanah air sehingga bisa lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi," pungkasnya