Sektor manufaktur merupakan salah satu sektor prioritas dalam transformasi digital Indonesia. Implementasi smart manufacturing di Indonesia berpotensi mendongkrak nilai ekonomi yang signifikan. Sebagai contoh, menurut studi Ericsson 5G for Business, digitalisasi dengan teknologi 5G akan menawarkan potensi pendapatan sebesar USD 8,49 miliar untuk operator di Indonesia, dengan sektor manufaktur yang menunjukkan potensi maksimal.
Penerapan smart manufacturing tersebut merupakan bagian dari transformasi industri dalam mewujudkan Peta Jalan Making Indonesia 4.0 yang dikatalisasi oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. “Sejak diluncurkannya Making Indonesia 4.0, kita berhasil melakukan transformasi pelaku industri atau industri-industri di Indonesia menjadi digital. Kita percaya bahwa dengan transformasi digital, proses produksi yang ada di perusahaan-perusahaan industri akan lebih efektif dan efisien,” ujarnya pada Kamis (17/10) lalu di Jakarta.
Sebagai upaya untuk mengasah keahlian dan kreativitas penerapan smart manufacturing, Kemenperin turut berkolaborasi dalam menyelenggarakan Ericsson Hackathon 2024 yang merupakan merupakan kolaborasi antara Ericsson, Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Digital, McKinsey Company, Swiss German University, dan Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial Indonesia (KORIKA).
"Melalui Pusat Industri Digital 4.0 atau PIDI 4.0, Kemenperin berpartisipasi di Ericsson 2024 untuk mendorong pemanfaatan industri 4.0 bagi pelaku di industri manufaktur dan mahasiswa," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan.
Fokus dari program Hackathon ini adalah pada Smart Manufacturing, sebuah pendekatan yang mengintegrasikan teknologi canggih seperti IoT, analisis big data, robotics, dan AI untuk mengoptimalkan proses manufaktur serta memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data. Dengan memanfaatkan kekuatan AI dan 5G, para peserta akan menghasilkan ide-ide inovatif untuk meningkatkan otomatisasi, pemeliharaan prediktif, quality control, dan manajemen rantai pasokan di bidang manufaktur.
Selama periode kompetisi, para peserta tidak hanya akan mendapatkan pengalaman langsung dalam bekerja dengan teknologi canggih, tetapi juga akan mendapatkan bimbingan dari para pakar industri. Registrasi untuk Hackathon akan berakhir pada 31 Oktober 2024 dan pemenang akan diumumkan pada 28 November 2024.
“Di Ericsson, kami berkomitmen mendukung transformasi digital Indonesia dan mendorong negara untuk membuka potensi penuh Industri 4.0. Hackathon ini juga merupakan wujud nyata dari komitmen kami terhadap inovasi di Indonesia, dengan membentuk masa depan industri, terutama di sektor manufaktur, melalui pemanfaatan kekuatan Gen AI dan teknologi 5G yang canggih," ujar Krishna Patil, Kepala Ericsson Indonesia.
Para pemenang hackathon akan dinilai oleh berdasarkan kriteria teknis, bisnis, dan desain. Kriteria bisnis mencakup faktor-faktor seperti identifikasi masalah, solusi yang ditawarkan, dan kecocokan dengan pasar, sementara rencana implementasi mencakup rencana terperinci untuk potensi pasar, kelayakan finansial, dan strategi implementasi. Kriteria teknis mencakup aspek-aspek seperti kebersihan dan kompleksitas kode, pemahaman dan pemanfaatan teknologi; fungsionalitas, ketahanan, dan produk akhir. Kriteria desain mencakup aspek-aspek seperti alasan desain, estetika dan UX serta kreativitas solusi.
"Diharapkan dengan dilaksanakannya Ericsson Hackathon 2024 dapat menjadi jawaban atas tantangan yang dihadapi tersebut. PIDI 4.0 berupaya mengambil peran sebagai fasilitator untuk membangun ekosistem inovasi digital untuk membangun digital preneur yang mengoptimalkan aplikasi teknologi untuk mengatasi tantangan di industri manufaktur,” ungkap Kepala Pusdiklat SDM Industri, sekaligus direktur PIDI 4.0 Kemenperin.