Industri manufaktur merupakan salah satu pilar utama dalam perekonomian nasional. Pada triwulan II tahun 2024, sektor ini berhasil menyumbang 18,52 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), meningkat dari 18,26 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa SDM menjadi faktor penting dalam pertumbuhan industri manufaktur. "Untuk mendukung aktivitas ekspansi dan investasi baru di industri manufaktur nasional, Kemenperin juga menaruh fokus pada ketersediaan tenaga kerja yang produktif, kompeten, dan berdaya saing," ujarnya.
Salah satu wujud dari fokus Menperin tersebut adalah terselenggaranya berbagai pelatihan untuk mencetak SDM berkualitas yang dibutuhkan industri. Pada Senin (23/9), Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta dan BDI Surabaya membuka tiga pelatihan secara serentak. Pelatihan yang diselenggarakan adalah pelatihan sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT), permesinan, dan industri kreatif (social media marketing).
“Pelatihan vokasi industri yang kita selenggarakan pada hari ini untuk wilayah Surabaya dan Yogyakarta yang berkolaborasi dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) dan industri, merupakan salah satu upaya untuk membekali para pemuda dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi agen pembangunan bangsa,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan, pada pembukaan ketiga diklat tersebut di Surabaya.
Ketiga pelatihan vokasi industri yang diselenggarakan merupakan pelatihan skilling atau pelatihan skill baru bagi peserta diklat. Selain pelatihan skilling, Kemenperin juga memiliki pelatihan upskilling yang bertujuan untuk meningkatkan skill yang dimiliki.
"Saya percaya, dengan dedikasi dan kerja keras para peserta, serta bimbingan dari instruktur yang handal, diklat ini akan mencapai tujuannya. Para peserta disini akan menjadi calon-calon tenaga kerja yang kompeten, siap bersaing di dunia kerja, dan mampu berkontribusi bagi kemajuan perekonomian nasional," kata Masrokhan.
Sementara itu, Rois Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Mohammad Nuh mengatakan RMI NU bersama Kementerian Perindustrian melalui BDI Surabaya dan Yogyakarta berhasil menyatukan dunia pesantren dan industri. Pelatihan vokasi 3-in-1 ini tidak hanya membekali santri dengan ilmu agama, tetapi juga keterampilan teknis yang siap diadu di dunia kerja.
"Alhamdulillah, pelatihan vokasi 3 in 1 ini adalah pembekalan kompetensi. Dalam satu sisi mereka (santri) sudah punya kompetensi di bidang keagamaan, tentu ini semakin lengkap karena dilengkapi dengan kompetensi di bidang technical life skill," jelas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tersebut.
Kepala Pusdiklat SDM Industri, Saiful Bahri, mengungkapkan tujuan Kemenperin mengadakan pelatihan vokasi industri. "Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi dalam pembangunan SDM Industri yang berkompeten serta memenuhi kebutuhan SDM Industri yang sesuai dengan kebutuhan industri," paparnya.
Peserta pelatihan akan mendapatkan pelatihan dari profesional serta tinggal di kamar asrama yang nyaman selama periode pelatihan berlangsung. Setelah lulus pelatihan, peserta akan mendapatkan sertifikat kompetensi yang berguna untuk karir.
Kementerian Perindustrian menaungi tujuh Balai Diklat Industri untuk menyelenggarakan pelatihan di berbagai daerah di Indonesia, dari ujung timur hingga ujung barat. Sebelumnya, telah diadakan pelatihan Diklat Operator Sewing dan Diklat Perawatan Berkala Sepeda Motor oleh Balai Diklat Industri Jakarta.
Program diklat yang diselenggarakan Kemenperin telah menghasilkan ribuan SDM setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan industri. Sepanjang 2023, BPSDMI telah menyelenggarakan 666 pelatihan untuk 32.714 orang di berbagai provinsi di Indonesia, meningkat 21% dari tahun sebelumnya dengan 25.709 peserta pelatihan.