Sambut Delegasi Perusahaan-perusahaan Jepang, Kemenperin Rayu Agar Kerja Sama di Indonesia

Sambut Delegasi Perusahaan-perusahaan Jepang, Kemenperin Rayu Agar Kerja Sama di Indonesia
upload date

22 July 24

upload date

Uncategorized

Jepang merupakan salah satu mitra strategis Indonesia. Tahun 2024 ini menandakan sudah berjalannya 66 tahun hubungan bilateral antara kedua negara. Kemenperin terus meningkatkan potensi penjajakan kerja sama di sektor industri dengan Negeri Sakura tersebut.

Kerja sama di bidang pengembangan SDM merupakan salah satu poin atau isu yang diangkat pada pertemuan antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Ken Saito di Tokyo pada Juni (21/6) lalu.

Melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kemenperin mengajak perusahaan-perusahaan Jepang untuk melakukan kolaborasi terkait pengembangan SDM. Pada Kamis (11/7), Asia Africa Research Consulting and Investment (AAI Co., Ltd.) Jepang bersama delegasi dari negara tersebut mengunjungi Indonesia untuk melakukan diskusi terkait rencana kerja sama pengembangan SDM industri.

“Kami yakin dengan kunjungan dan diskusi ini akan membuka jalan kolaborasi yang lebih erat dan berkelanjutan khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia industri,” sambut Kepala BPSDMI, Masrokhan, di Gedung PIDI 4.0, Jakarta.

Salah satu perusahan yang turut menjadi delegasi adalah Shoufuku Kikaku Co., Ltd. yang merupakan perusahaan di bidang retail, pendidikan, serta pengembangan produk makanan dan minuman. Hadir pula Pupp the Second Corporation Co., Ltd. yang bergerak di bidang system development dan retail.

Timedoor mewakili perusahaan sistem teknologi informasi, sementara itu di sektor energi terbarukan dan pengolahan limbah hadir A-Wing Group. Selain itu, Imari Co., Ltd. sebagai perusahaan pakaian dan aksesoris serta Ryuchantei yang merupakan rantai restoran ramen menjadi bagian dari delegasi.

BPSDMI mempromosikan program-program Kemenperin dalam mengembangkan kualitas dan kuantitas SDM industri nasional, dengan pendidikan vokasi industri melalui 13 perguruan tinggi dan 9 SMK yang menghasilkan lulusan siap kerja sesuai kebutuhan dunia industri.

“Jumlah lulusan SMK dan Politeknik kami saat ini 6.000 orang per tahun, dan pada umumnya sudah banyak yang ‘dipesan’ oleh industri pada saat wisuda,” jelas Masrokhan.

Sementara itu, BPSDMI juga menyelenggarakan program Diklat 3 in 1 bersama dengan 7 Balai Diklat Industri naungan Kemenperin, dengan pelatihan yang diadakan bukan hanya di ketujuh lokasi Balai Diklat Industri, namun di berbagai daerah mulai dari Aceh hingga Papua.

“Untuk pelatihan kompetensi berbasis 3 in 1, kami melatih sekitar 33 ribu peserta diklat setiap tahunnya. Dengan jumlah peserta ini, kami berupaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri yang kompeten,” lanjut Masrokhan.

Masrokhan juga menjelaskan bahwa Kemenperin telah melangkah menuju transformasi industri 4.0 melalui PIDI 4.0 yang saat ini menjadi one-stop solution untuk penerapan industri 4.0 di Indonesia dan showcase kepada dunia.

Kepala AAI, Hirohide Nakamura, selaku pimpinan delegasi mengungkapkan terbukanya lebih banyak potensi kerja sama antara pihaknya dan BPSDMI Kemenperin. “Sebelumnya kami telah membuka kelas industri internasional di Jepang, pertama dari Indonesia. Mahasiswa Politeknik ATI Makassar akan diberangkatkan ke Jepang dan belajar tentang industri di sana. Peluang untuk kerja sama dengan sekolah dan kampus lain di Indonesia terbuka lebar,” ungkap Nakamura.

COMMENT

bpsdmi
 
loc
speak up
speak up