Kemenperin Proaktif Latih SDM Industri Pengolahan Nonmigas Lewat Program Diklat 3 in 1

Kemenperin Proaktif Latih SDM Industri Pengolahan Nonmigas Lewat Program Diklat 3 in 1
upload date

10 July 24

upload date

Uncategorized

Hingga Juni 2024, sektor manufaktur masih menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini ditunjukkan oleh Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur sebesar 50,7, dan telah bertahan selama 34 bulan berturut-turut pada level ekspansif, jauh di atas tren rata-rata jangka panjang.

"Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas di Indonesia terus mengalami dinamika. Namun demikian, di tengah kondisi global dan nasional yang memberikan cukup banyak tekanan, industri manufaktur masih tetap mencatatkan capaian positif, yang menunjukkan optimisme serta kinerja yang berdaya saing," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.

Salah satu sektor yang menghadapi tantangan adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian. Sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), Industri Tekstil, Alas Kaki, dan Aneka, termasuk di dalamnya industri furnitur, merupakan industri andalan yang menjadi prioritas pembangunan industri nasional, karena kontribusinya yang besar sebagai penggerak perekonomian, serta perannya yang signifikan dalam penyerapan tenaga kerja.

"Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian mengambil langkah-langkah proaktif penyediaan tenaga kerja kompeten yang sesuai dengan kebutuhan industri, melalui pendidikan dan pelatihan vokasi yang link and match dengan kebutuhan industri, sehingga menjadi pendorong peningkatan produktivitas dan kinerja dari industrinya,” ujar Kepala BPSDMI, Masrokhan dalam pembukaan Diklat 3 in 1 sektor industri garmen, furnitur, dan produk kulit yang diselenggarakan Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta pada Jumat (5/7).

Total peserta yang mengikuti pelatihan BDI Yogyakarta tersebut sebanyak 200 orang. 100 orang mengikuti pelatihan Operator Jahit Garmen, dimana 50 orang akan ditempatkan bekerja di PT. Mataram Tunggal Garment di Kab. Sleman dan 50 orang akan ditempatkan di PT. Anggun Kreasi Garmen di Kab. Bantul. Pelatihan ini bekerjasama dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan berlangsung selama 14 hari.

50 orang mengikuti pelatihan Konstruksi Furnitur, dan Pelatihan berlangsung selama 9 hari, bekerjasama dengan Asmindo dan Bongo Art. Kemudian, 50 orang lainnya mengikuti pelatihan Jahit Produk Kulit, Pelatihan berlangsung selama 15 hari, bekerjasama dengan Ikatek, Astaku dan PT. BMB di Kab. Bantul.

"Pelatihan diampu oleh tenaga pengajar dari Balai Diklat Industri Yogyakarta dan praktisi berpengalaman dari asosiasi terkait. Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta akan langsung melakukan uji kompetensi yang akan dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi sesuai dengan standar Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," ungkap Kepala BDI Yogyakarta, Kunto Purwo Widagdo.

BPSDMI Kemenperin menaungi BDI sebagai center of excellence Pembangunan SDM Industri melalui pelatihan berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1. Hingga saat ini, terdapat tujuh BDI yang tersebar di Indonesia, yakni BDI Yogyakarta, BDI Medan, BDI Jakarta, BDI Padang, BDI Surabaya, BDI Denpasar, dan BDI Makassar. Meskipun terdapat di tujuh kota, BDI tersebut menyelenggarakan pelatihan di berbagai kota dari Aceh hingga Papua.

BDI Kemenperin menyelenggarakan program Diklat 3 in 1, di mana peserta mendapatkan tiga benefit dalam satu diklat, yakni pelatihan skill, sertifikat kompetensi, penempatan kerja di industri terkait.

COMMENT

bpsdmi
 
loc
speak up
speak up