Pelatihan vokasi berbasis kompetensi menjadi salah satu program prioritas Kementerian Perindustrian pada tahun 2024. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimis kinerja industri manufaktur semakin cerah. "Kami memproyeksi untuk pertumbuhan industri pengolahan nonmigas 2023 sebesar 4,81 persen, dan kami tetapkan target 2024 sebesar 5,80 persen,” sebutnya di Jakarta pada Minggu (14/1).
Salah satu implementasi untuk mewujudkan target tersebut adalah penyelenggaraan pendidikan vokasi industri di unit pendidikan vokasi industri. Pada Senin (2/19), Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Morowali tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan D3 Vokasi Industri dan Program Pendidikan Setara Diploma 1 di Politeknik Industri Logam Morowali.
"Saya berharap dan yakin bahwa melalui program ini akan sangat membantu masyarakat asli Morowali untuk mendapatkan kesempatan dalam mengenyam pendidikan tinggi dan dapat bekerja di industri," kata Kepala BPSDMI, Masrokhan, dalam acara penandatanganan kerja sama tersebut.
Dalam kerja sama ini, Pemerintah Kabupaten Morowali akan memberikan beasiswa untuk mahasiswa D3 Politeknik Industri Logam Morowali berupa Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), akomodasi selama 1 tahun pertama, dan bantuan perlengkapan. Penerima beasiswa adalah peserta didik yang berasal dari wilayah Kabupaten Morowali dan akan direkrut melalui Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS).
"Pemberian beasiswa Program Diploma 3 akan menjadi stimulus dalam menarik bakat-bakat terbaik dari masyarakat Morowali, untuk menjadi tenaga kerja industri yang kompeten dan profesional," lanjut Masrokhan.
Selain beasiswa program Diploma 3, BPSDMI Kemenperin juga menggandeng Pemkab Morowali untuk menyelenggarakan Program Setara Diploma 1. Secara umum, program ini memiliki tiga tahapan, yakni pendidikan, sertifikasi, dan penempatan kerja. Peserta didik akan menjalani program selama satu tahun, dan akan langsung ditempatkan di industri setelah lulus.
Saat ini, Program Diploma 3 di Politeknik Industri Logam Morowali diikuti sebanyak 368 mahasiswa aktif, dengan 41 orang diantaranya merupakan masyarakat asli Morowali. Selain itu, terdapat pula 61 mahasiswa Program Setara Diploma 1 yang seluruhnya merupakan warga Morowali. Program ini diikuti sebanyak 61 peserta.
"Tentunya kita berharap semakin banyak warga kabupaten Morowali yang menjadi mahasiswa di Politeknik Industri Logam Morowali, sehingga akan semakin banyak pula masyarakat lokal yang berkontribusi dalam pembangunan industri di Kabupaten Morowali," imbuh Masrokhan.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Kemenperin, Jonni Afrizon, mengungkapkan bahwa kerja sama bertujuan menempa kompetensi calon tenaga kerja industri lokal. “Program ini diinisiasi dari pemetaan kebutuhan tenaga kerja di Kabupaten Morowali untuk meningkatkan kualitas SDM di Kabupaten Morowali.”
Penyediaan SDM terampil dan kompeten melalui pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi, sebagaimana yang diselenggarakan melalui Politeknik Industri Logam Morowali, merupakan insentif non fiskal yang dapat mendorong hilirisasi. Program hilirisasi sendiri dapat memberikan multiplier effect atau dampak berganda, diantaranya meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, menarik investasi masuk di tanah air, menghasilkan devisa besar dari ekspor, dan menambah jumlah serapan tenaga kerja.