Sektor otomotif di Indonesia tidak hanya menciptakan lapangan kerja, namun juga telah menjadi katalis bagi inovasi, penelitian, dan pengembangan. Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, pemerintah telah menetapkan arah pengembangan industri otomotif ke arah kendaraan ramah lingkungan, melalui percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Ekspansi industri yang pesat telah membuka jalan bagi investasi besar, sehingga menghasilkan ekosistem produsen, pemasok, dealer, dan penyedia layanan yang kuat. Hal tersebut disampaikan pada kuliah umum bagi mahasiswa baru Politeknik STMI Jakarta pada Selasa (29/8) di Jakarta.
“Keberadaan kalian sebagai mahasiswa Politeknik STMI Jakarta, menjadi bagian dari ekosistem pengembangan industri otomotif melalui penyediaan kompetensi kerja yang dibutuhkan oleh industri otomotif,” kata Menperin.
Politeknik STMI Jakarta adalah perguruan tinggi vokasi industri dalam naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian yang memiliki program-program studi terkait otomotif, di antaranya Teknik Industri Otomotif, Sistem Informasi Industri Otomotif, Administrasi Bisnis Otomotif, Teknik Kimia Polimer, dan Teknologi Rekayasa Otomotif.
Peminat politeknik tersebut cukup tinggi. Pada tahun ini, terdapat 3781 pendaftar melalui Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) dengan hanya 400 orang yang diterima. Ke depannya, politeknik tersebut akan terus meningkatkan jumlah lulusan, dengan setidaknya 600 Sarjana Terapan per tahun untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja sektor industri otomotif.
“Saya mengapresiasi Politeknik STMI Jakarta yang telah meningkatkan kapasitas penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini, dan Kepala BPSDMI yang telah konsisten melaksanakan target peningkatan jumlah siswa dan mahasiswa vokasi Kemenperin,” lanjut Menperin.
Kepala BPSDMI, Masrokhan, menjelaskan bahwa Politeknik STMI Jakarta bukan hanya mencetak SDM industri otomotif unggul, namun juga siap menghadapi industri 4.0. “Kementerian Perindustrian telah menerapkan secara konkrit kurikulum teknologi 4.0 dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, industri pengguna lulusan poltek STMI ini mendapatkan kualifikasi lulusan yang telah dibekali kompetensi Industri 4.0,” ujarnya.
“Industri di sektor otomotif menjadi salah satu sektor prioritas program Making Indonesia 4.0. oleh karena itu, perusahaan industri otomotif yang sedang melakukan transformasi teknologi ke Industri 4.0 membutuhkan SDM Industri yang mampu beradaptasi dengan teknologi terkini untuk menguatkan industri otomotif nasional,” lanjut Masrokhan.
Politeknik STMI Jakarta telah menjalin kerja sama internasional terkait penerapan industri 4.0 di kampus melalui Program LeMMI 4.0. Program tersebut adalah salah satu hasil kerja sama Kemenperin dengan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) Jepang. Program ini dikembangkan bersama Lexer Research dan Fuso Machine Works untuk menata dan mensimulasi proses produksi dan manufaktur.
“Kehadiran Politeknik STMI Jakarta sebagai Politeknik Industri Otomotif telah mendapat perhatian dari luar negeri. Selain kerja sama dengan Jepang, kami sedang diarahkan ikut dalam program kerja sama root technology dari pihak pemerintah Korea Selatan. Contoh kegiatan tersebut telah memperkuat kepercayaan diri kami, bahwa Politeknik STMI Jakarta bisa ikut berperan dalam membangun SDM Industri Otomotif Nasional,” jelas Direktur Politeknik STMI Jakarta, Mustofa.