Untuk mendorong pertumbuhan dan daya saing industri manufaktur nasional, diperlukan kurang lebih 682.000 orang tenaga kerja industri per tahunnya. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian memiliki target untuk memenuhi hingga 30% dari total kebutuhan tersebut. Tenaga kerja yang dihasilkan bukan hanya kompeten, namun juga dapat menguasai teknologi terkini dan berdaya saing global.
“Kita harus siap untuk beradaptasi pada paradigma baru yang dapat mengakselerasi kinerja industri seperti pelaksanaan hilirisasi industri, renewable energy, digitalisasi dalam Making Indonesia 4.0 serta peningkatan SDM industri nasional,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BPSDMI Kemenperin yang dibuka pada Rabu (26/7) di Surabaya.
Hal ini sejalan dengan visi Indonesia menjadi negara industri tangguh tahun 2035. Di antara target yang perlu diwujudkan adalah jumlah tenaga kerja di sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 22,6 juta orang, persentase jumlah tenaga kerja di sektor industri pengolahan nonmigas terhadap total pekerja sebesar 15,7%, dan persentase jumlah tenaga kerja di sektor industri pengolahan nonmigas terhadap total pekerja sebesar 15,7%.
"Diperlukan terobosan program dan langkah-langkah kerja yang dapat mengakselerasi pembangunan SDM Industri kompeten berdaya saing global di era transformasi digital saat ini," tutur Menperin.
Dalam membangun SDM industri 4.0 yang kompeten dan berdaya saing global, BPSDMI menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan vokasi, baik bagi angkatan kerja maupun calon angkatan kerja nasional.
“Diperlukan upaya terkoordinasi untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas industri melalui penyiapan tenaga kerja industri yang kompeten, yaitu pembangunan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi yang dapat menjembatani kebutuhan industri dengan kompetensi yang dihasilkan,” kata Kepala BPSDMI, Masrokhan, dalam acara tersebut.
Upaya koordinasi tersebut diwujudkan dalam Rakornas BPSDMI yang mengangkat tema “SDM Industri 4.0: Kompeten dan Berdaya Saing Global.” Rakornas ini mempertemukan Balai Diklat Industri, SMK, Politeknik, Akademi Komunitas di bawah naungan BPSDMI, stakeholder dan mitra industri, Pemerintah Daerah Jawa Timur, serta mitra SMK di Jawa Timur.
Kementerian Perindustrian telah menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana guna melaksanakan program pengembangan SDM Industri melalui 11 Politeknik, 2 Akademi Komunitas, 9 SMK Industri, dan 7 Balai Diklat Industri yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu juga terdapat Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 sebagai one stop solution yang menawarkan layanan untuk membantu industri dalam proses akselerasi transformasi digital.
Untuk memperluas jejaring dan ruang lingkup kerja sama dengan industri, dalam Rakornas tersebut dilakukan penandatanganan MoU antara BPSDMI dengan beberapa mitra industri, yaitu PT. Mayora, PT. Petrokimia Gresik, dan PT. Denso. Selain itu, terdapat pula beberapa penandatanganan MoU antara satuan kerja BPSDMI dengan mitra industri lainnya.
Kerja sama yang dijalin antara BPSDMI, unit pendidikan dan pelatihan vokasi, mitra industri, serta mitra kerja luar negeri selama ini telah menghasilkan berbagai output yang menjadi success story program pengembangan SDM industri. Salah satu implementasi dari kerja sama tersebut adalah penyerahan hibah berupa perangkat virtual reality dengan total 10 unit oleh PT Petrokimia Gresik dan Konsulat Jenderal Amerika yang dilakukan dalam Rakornas BPSDMI tahun ini.
Bentuk apresiasi kinerja unit pendidikan dan pelatihan vokasi, serta kerja sama dari mitra industri, diberikan oleh BPSDMI dalam bentuk penghargaan bagi SMK-SMTI Padang sebagai SMK Terbaik, Politeknik STTT Bandung sebagai Politeknik Terbaik, BDI Yogyakarta sebagai BDI Terbaik dan enam mitra industri terbaik yaitu PT. Sumber Masanda Jaya, PT. Winners International, PT. TMMIN, PT. Indonesia Morowali Industrial Park, PT. Mayora Indah tbk, dan PT. Sri Rejeki Isman tbk yang dianugerahkan oleh Menteri Perindustrian.
Pada kesempatan ini, Menteri Perindustrian turut mengesahkan gedung unit pendidikan vokasi, yakni Ak-Tekstil Solo, Politeknik APP Jakarta, Politeknik ATI Padang, Politeknik STTT Bandung, dan SMK-SMAK Padang secara simbolis dengan menandatangani prasasti gedung.
Selain itu, BPSDMI juga menghadirkan seluruh unit pendidikan dan pelatihan vokasi beserta mitra industri dan mitra kerja luar negeri untuk melakukan showcase dalam bentuk pameran.
“Mitra-mitra tersebut telah mendukung unit pendidikan dan pelatihan kami dalam menyelenggarakan program pengembangan vokasi selama ini,” lanjut Masrokhan.
Pameran menampilkan program kerja, kurikulum, dan teknologi pendidikan yang digunakan unit pendidikan dan pelatihan vokasi BPSDMI, serta beberapa produk hasil teaching factory dan inkubator bisnis.
“Salah satu tujuan dari pameran ini adalah untuk mendukung kebijakan BPSDMI saat ini, yaitu One Vocational Unit, One Great Achievement, yang mendorong unit pendidikan dan pelatihan vokasi memiliki minimal satu pencapaian besar yang dapat dibanggakan dalam berbagai bidang,” jelas Masrokhan.