Dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan industri nasional, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk mengembangkan kompetensi SDM Industri dan SDM Aparatur bidang Industri. Hal ini sejalan dengan salah satu fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini yakni SDM Unggul Indonesia Maju dengan menciptakan SDM yang pekerja keras, dinamis, terampil, serta menguasai IPTEK.
"Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan mampu menjalani peran sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Saat ini, di Kemenperin sendiri terdapat 4.257 ASN dengan 2.708 ASN laki-laki atau 55,41% dari total ASN Kemenperin, serta 2.179 ASN perempuan dengan persentase 44,59%. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian telah menjalankan berbagai program untuk meningkatkan kompetensi ASN, salah satunya melalui beasiswa pendidikan formal.
“SDM Industri yang berdaya saing memerlukan SDM Aparatur bidang industri yang juga profesional, khususnya dalam perumusan dan implementasi kebijakan serta pembinaan industri,” pungkas Kepala BPSDMI, Masrokhan, dalam sambutannya pada acara penandatanganan nota kesepahaman dan pelepasan peserta program beasiswa Kemenperin pendidikan S2 dual degree pada Rabu (14/6) di Jakarta.
Guna mewujudkan ASN bidang Industri yang kompeten, profesional, dan berdaya saing, Kementerian Perindustrian melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan enam perguruan tinggi di Indonesia, yakni Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Institut Pertanian Bogor.
“Kompetensi sangat perlu ditingkatkan baik melalui Pendidikan formal maupun informal. Pendidikan formal seperti melanjutkan Pendidikan ke jenjang S1, S2 dan S3 merupakan kebutuhan bagi SDM Aparatur agar SDM Apar,” lanjut Masrokhan.
Nota Kesepahaman ini akan berlaku selama 5 tahun sejak penandatanganan dan meliputi bidang Pendidikan pada jenjang Sarjana (S1), Magister (S2), Double Degree dan Doktoral (S3) baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, Nota Kesepahaman mencakup pelatihan, kerja sama IPTEK, serta bidang lain yang disepakati dalam mendorong pembangunan SDM industri.
"Bersamaan dengan penandatanganan nota kesepahaman, dalam kesempatan ini kami juga melepas penerima beasiswa S2 Dual Degree IPB dengan University of Adelaide, Australia, serta Program Pendidikan S2 Dual Degree ITB dengan universitas di Taiwan yang bekerja sama dengan Foundation for International Cooperation in Higher Education of Taiwan (FICHET)," papar Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan & Pelatihan SDM Aparatur Restu Yuni Widayati dalam acara tersebut.
Adapun peserta beasiswa adalah ASN Kemenperin yang dipilih melalui serangkaian proses seleksi, sehingga setelah lulus dapat kembali mengabdi di Indonesia sebagai ASN yang bermanfaat bagi pembangunan industri nasional.