PIDI 4.0 Kemenperin Gandeng Korea Selatan untuk Perkuat Startup

PIDI 4.0 Kemenperin Gandeng Korea Selatan untuk Perkuat Startup
upload date

07 June 23

upload date

Uncategorized

Menghadapi era modern, Indonesia dan Korea Selatan turut bekerja sama untuk meningkatkan kesiapan SDM dalam menghadapi industri 4.0. Salah satunya adalah kerja sama antara Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) Kementerian Perindustrian dengan Born2Global Center, yang merupakan agensi di bawah Kementerian Sains dan TIK Korea Selatan (MSIT) Korea Selatan.

“Untuk mendukung mengakselerasi transformasi industri 4.0, Kemenperin telah membangun Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI 4.0) yang telah bekerja sama dengan berbagai mitra dalam dan luar negeri,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Kerja sama ini juga mencakup penyelenggaraan acara dari kedua negara dengan tujuan investasi, perluasan pasar, dan kolaborasi yang menguntungkan kedua belah pihak. Salah satunya, knowledge sharing yang berfokus pada teknologi digital, ekosistem teknologi, ekuitas swasta, investasi modal ventura dan program yang dijalankan kedua pihak. Knowledge sharing tersebut di antaranya diadakan dalam bentuk workshop, webinar, hingga business matching.

Startup dengan deep technology adalah target utama pengembangan dalam MoU ini, baik melalui joint venture maupun program kerjasama lainnya. Saya bahagia karena dengan semangat kolaborasi ini, baik PIDI 4.0 dan Born2global juga bersedia untuk menyediakan fasilitas bagi startup kedua negara yang bekerjasama,” ujar Kepala BPSDMI, Masrokhan, dalam sambutannya dalam kegiatan penandatanganan MoU kerja sama tersebut pada Selasa (6/6) di PIDI 4.0, Jakarta.

PIDI 4.0 Kemenperin mempunyai visi sebagai “one stop solution” adopsi teknologi 4.0 bagi industri dan jendela bagi dunia. PIDI 4.0 mempunyai 5 fungsi utama diantaranya adalah Showcase center, Capability Center, Ecosystem Industry 4.0, Delivery Center serta Engineering dan AI Center yang mendukung industri manufaktur di Indonesia dan tentunya melibatkan startup deep technology dalam implementasinya.

Sementara itu, Born2Global Center didirikan dengan tujuan untuk mempercepat perusahaan teknologi tahap awal (startup) menjadi inovator global. Dengan berbagai programnya yang telah dimulai sejak tahun 2013, Born2Global telah mendukung pengembangan 2.962 startup untuk memasuki pasar global.

Indonesia dan Korea Selatan sendiri telah menjalin hubungan diplomatik yang erat, di mana pada tahun 2023 ini hubungan diplomatik kedua negara tersebut sudah berjalan tepat 50 tahun. Indonesia dan Korea Selatan telah menjalin kerja sama bilateral di bidang politik, sosial budaya, pendidikan, ekonomi, pertahanan, ketenagakerjaan, hingga militer dan pertahanan.

NRC (National Research Council) Korea Selatan dan Kementerian Perindustrian telah bekerjasama sejak 10 September 2018 melalui MoU Aktivitas Kerjasama terkait Industri 4.0. Untuk melaksanakan kegiatan kerjasama tersebut selanjutnya dibentuk sub Komite Bersama untuk Implementasi Aktivitas Kerjasama terkait Industri 4.0. Salah satu lembaga di bawah koordinasi NRC yang terlibat pada kerjasama ini adalah STEPI (Science and Technology Policy Institute) Korea Selatan.

“Selama 2 tahun ini, STEPI telah bekerjasama dengan Kemenperin khususnya terkait pengembangan PIDI 4.0. Setelah melakukan kajian pada tahun lalu, tahun ini adalah tindak lanjut dari hasil kajian tersebut. STEPI menghubungkan pada institusi lainnya dimana salah satunya adalah Born2Global,” lanjut Masrokhan.

CEO Born2Global Jongkap Kim mengapresiasi kerja sama yang telah dijalankan. "Perkembangan industri dan startup di Indonesia luar biasa. Indonesia berpotensi menjadi world top high-gross country berikutnya. Kami tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bekerja sama," ujarnya.

"Born2Global akan terus melanjutkan program-programnya ke berbagai negara. Ke depannya, Born2Global akan memiliki special project terkait emisi nol karbon, community factory, dan hal lainnya yang belum kami lakukan," lanjut Jongkap Kim.

COMMENT

bpsdmi
 
loc
speak up
speak up