Kemenperin Telah Latih Lebih dari 200 Ribu Orang Lewat Diklat 3 in 1

Kemenperin Telah Latih Lebih dari 200 Ribu Orang Lewat Diklat 3 in 1
upload date

01 December 22

upload date

Uncategorized

Keberadaan SDM yang kompeten dan berdaya saing merupakan salah satu kunci utama dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja industri manufaktur. Upaya pembangunan SDM Industri yang kompeten dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian diantaranya melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi industri serta penyiapan infrastruktur kompetensi sektor industri.

Penyelenggaraan pelatihan vokasi industri sudah dilakukan oleh BPSDMI sejak tahun 2014 melalui program Pelatihan 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi dan Penempatan). Hingga tahun 2021 setidaknya sudah 225.000 orang dihasilkan melalui program tersebut pada berbagai sektor industri. 

“Program yang awalnya ditujukan hanya untuk penyiapan calon tenaga kerja pada perusahaan industri (skilling), telah dikembangkan pula untuk peningkatan kompetensi tenaga kerja baik up-skilling maupun re-skilling. Desain kurikulum dan modul pelatihan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan industri melalui penyusunan Program dan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi,” ujar Kepala BPSDMI Arus Gunawan pada acara Temu Industri di Batam (9/11).

BPSDMI terus mengembangkan penyelenggaraan diklat 3 in 1 melalui tujuh Balai Diklat Industri yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Ketujuh BDI tersebut tidak hanya menyelenggarakan diklat di kota-kota lainnya di Indonesia agar masyarakat dapat merasakan manfaat dari diklat 3 in 1 secara merata.

“BPSDMI juga selalu aktif dalam penyiapan infrastruktur kompetensi yang dibutuhkan oleh sektor industri meliputi ketersediaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) beserta Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Asesor Kompetensi serta Tempat Uji Kompetensi (TUK) hingga fasilitasi sertifikasi kompetensi. Hal ini dilakukan agar roda industri Indonesia benar-benar digerakkan oleh tenaga kerja industri yang kompeten,” papar Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri, Tirta Wisnu Permana, dalam acara yang sama.

Hingga saat ini setidaknya terdapat 177 SKKNI, 16 KKNI dan 84 LSP sektor industri. BPSDMI juga melakukan fasilitasi penyiapan asesor kompetensi serta fasilitasi sertifikasi kompetensi kepada tenaga kerja industri setiap tahunnya. Setidaknya sudah 1.705 orang asesor kompetensi dihasilkan dan 33.000 orang mendapatkan fasilitasi sertifikasi sejak tahun 2015 hingga 2022.

Program pelatihan Kementerian Perindustrian tidak terlepas dari peran dan kerja sama industri. Karenanya, Kementerian Perindustrian terus menggandeng industri salah satunya melalui kegiatan Temu Industri. Temu Industri pada 9 November di Batam mempertemukan Asosiasi Industri, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), dan beberapa perusahaan industri di wilayah Batam dan sekitarnya. 

Temu Industri tersebut mengangkat dua sektor industri yaitu Otomotif serta Tekstil dan Produk Tekstil. Perwakilan dari Asosiasi Serat Tekstil, LSP Tekstil, LSP Garmindo Plus, GIAMM, LSP Teknisi Otomotif Indonesia, Politeknik STTT Bandung dan Politeknik STMI Jakarta membagikan pengalamannya dalam mengimplementasikan infrastruktur kompetensi pada pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi industri.

“Dengan kolaborasi dan sinergi yang baik antar seluruh pihak, baik Asosiasi Industri/Profesi, perusahaan mitra industri, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Kementerian dan Lembaga Pusat dan Daerah, Instansi Dalam dan Luar Negeri akan membawa percepatan pembangunan SDM Industri Nasional,” ujar Wisnu.

COMMENT

bpsdmi
 
loc
speak up
speak up