Industri Kulit Nasional Kuat, Tanzania Belajar dari Indonesia

Industri Kulit Nasional Kuat, Tanzania Belajar dari Indonesia
upload date

28 October 22

upload date

Uncategorized

Industri kulit merupakan salah satu subsektor industri pengolahan nonmigas. Pada kuartal II tahun 2022, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) mengalami kenaikan 13,12% (yoy) yaitu sebesar Rp7,57 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp6,7 triliun.

Kondisi tersebut didorong tingginya permintaan ekspor, investasi, serta pengalihan order ke Indonesia. Sumber daya manusia yang kompeten pun turut menjadi salah satu faktor mulusnya industri kulit nasional. Untuk membantu meningkatkan tenaga kerja berkualitas di industri kulit, Kementerian Perindustrian menyelenggarakan pendidikan melalui Politeknik Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta (Politeknik ATK Yogyakarta), ungkap Arus Gunawan, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri,  di Jakarta (24/10).

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, BPSDMI Restu Yuni Widayati dalam Pembukaan Pelatihan Penyamakan Kulit di Yogyakarta pada Senin (24/10) menambahkan, "Politeknik ini memiliki kekhususan di bidang pemrosesan kulit. Kampus ini telah berdiri 68 tahun sejak 1954, dan telah mencetak banyak pekerja dan wirausaha di bidang pemrosesan kulit dan telah memproduksi berbagai produk, mulai dari jaket, sepatu, tas, hingga sarung tangan." 

Pelatihan tersebut merupakan kerja sama Indonesia dan Tanzania, di mana Indonesia menjadi Pivotal Partner sebagai pihak yang membagikan pengetahuan dan keahlian di bidang industri kulit melalui Politeknik ATK Yogyakarta yang berada di bawah naungan BPSDMI.

Sementara itu, Tanzania selaku Beneficiary Partner menjadi pihak yang mempelajari pengetahuan dan keahlian pada Pivotal Partner, dengan target pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas industri kulit di negara tersebut. 

Kerja sama didukung oleh Jerman selaku Facilitating Partner yang membantu menghubungkan kedua negara dan mendukung penyelenggaraan kegiatan.

Kerja sama triangular cooperation atau kerja sama tiga negara antara Indonesia, Tanzania, dan Jerman ini direncanakan, diimplementasikan, dan dievaluasi oleh program South-South Triangular Cooperation (SSTC) Technical and Vocational Educational Training (TVET). Pembiayaan program dilakukan secara co-sharing dari pihak-pihak yang terlibat. Adapun tujuan dari kerja sama tiga negara ini adalah transfer pengetahuan dan keahlian terkait industri kulit agar sumber daya manusia industri kulit Tanzania lebih kompeten. 

“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, yaitu Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perindustrian, Politeknik ATK Yogyakarta, GIZ Jerman, serta pemerintah Tanzania dalam terselenggaranya kegiatan ini,” kata Noviyanti, Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara.

Indonesia Bantu Hidupkan Potensi Industri Kulit di Tanzania

Tanzania merupakan negara kedua di Afrika yang memiliki populasi hewan ternak terbanyak setelah Ethiopia. Industri kulit memiliki potensi besar karena banyaknya kulit yang tersedia dari populasi hewan ternak yang tinggi tersebut. Akan tetapi, SDM kompeten di industri kulit masih menjadi tantangan tersendiri bagi Tanzania.

“Ini adalah kesempatan untuk meningkatkan kualitas produk kulit di Tanzania. Pelatihan ini merupakan hal yang penting untuk membantu menghadapi tantangan SDM industri kulit kami," ujar Staf Kementerian Industri dan Perdagangan Tanzania, Dr. Lugano Wilson.

Maria Renata Hutagalung, Direktur Kerja Sama Pembangunan Internasional Kementerian Luar Negeri, turut melihat potensi industri kulit di Tanzania. "Menurut laporan FAO pada 2020, aktivitas peternakan berkontribusi 7,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Tanzania. Banyaknya hewan ternak dan tersedianya SDM yang memadai dapat menjadi keuntungan bagi Tanzania untuk memenuhi permintaan kulit dan produk kulit secara domestik, nasional, dan internasional.”

Pelatihan yang dilakukan terfokus pada penyamakan kulit yang merupakan pelatihan pendahuluan secara daring. Untuk mendapatkan kompetensi menyeluruh, akan diadakan pelatihan luring atau offline untuk 6 peserta dari Tanzania yang dilakukan di Politeknik ATK Yogyakarta.

“Kami berharap program ini akan memperkuat hubungan antara kedua negara. Kami juga berharap pelatihan dapat membantu mengembangkan industri pemrosesan kulit di Tanzania melalui SDM yang kompeten," tutup Restu.

COMMENT

bpsdmi
 
loc
speak up
speak up