Sebagai salah satu langkah menuju peta jalan Making Indonesia 4.0, Kementerian Perindustrian terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar lebih siap dalam menerapkan industri 4.0 di Indonesia. Terlebih pada tahun 2025, industri ditargetkan mampu berkontribusi pada PDB nasional sebesar USD133 miliar. Sasaran ini akan didukung dengan 185 juta penduduk yang telah memiliki akses internet, terbesar ke-4 di dunia. Selain itu, Indonesia merupakan pemain ekonomi digital dan industri 4.0 tercepat di Asia tenggara.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian berupaya mewujudkan kesiapan SDM industri di lingkungan pendidikan vokasi melalui Technical and Vocational Education and Training (TVET) 4.0.
"TVET 4.0 adalah pendidikan dan pelatihan vokasi yang memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk pekerjaan di bidang industri 4.0," ujar Kepala BPSDMI Arus Gunawan.
Agar penerapan industri 4.0 di unit pendidikan tinggi Kementerian Perindustrian dapat dilakukan secara maksimal, BPSDMI melakukan Asesmen TVET 4.0 sebagai instrumen untuk mengukur level implementasi TVET 4.0 di kampus-kampus vokasi Kementerian Perindustrian sebagai langkah awal.
Pelatihan asesmen untuk asesor internal diselenggarakan BPSDMI melalui Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Kementerian Perindustrian di 10 Politeknik dan 2 Akademi Komunitas di lingkungan Kementerian Perindustrian pada Agustus hingga September 2022.
"Melalui asesmen tersebut dapat menjadi acuan bagi unit pendidikan untuk menyusun strategis dan menentukan prioritas dalam implementasi Industri 4.0 karena pendidikan vokasi harus mampu beradaptasi sesuai dengan kebutuhan industri 4.0," kata Direktur Politeknik ATI Makassar Muhammad Basri pada kegiatan pelatihan asesmen di Makassar pada 6-7 September 2022.
Asesmen TVET 4.0 dapat bermanfaat bagi institusi, industri, dan pemangku kepentingan lainnya. Untuk institusi pendidikan terkait, hasil asesmen TVET 4.0 bisa menjadi pedoman untuk mengembangkan strategi dan capaian pendidikan tinggi, serta dapat mendongkrak akreditasi pendidikan tinggi dan brand image.
"Hasil asesmen dapat menjadi referensi bagi industri untuk memilih mitranya dalam mengembangkan keterampilan 4.0 sesuai kebutuhan industri. Dengan memahami status atau kemajuan TVET, industri dapat mengembangkan strategi kemitraannya dan mengembangkan keterampilan 4.0 bersama-sama," papar Kepala PPPVI BPSDMI Restu Yuni Widayati.
Pemangku kepentingan lain termasuk mitra pembangunan, asosiasi, LSM, universitas, pusat penelitian, profesional, dan pemangku kepentingan terkait lainnya juga dapat menggunakan hasil asesmen sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Asesmen TVET 4.0 terdiri dari Asesmen Mandiri dan Asesmen Internal. Asesmen Mandiri atau Self Assessment adalah asesmen yang dilakukan oleh Pendidikan Tinggi sesuai arahan dari Tim Asesmen TVET 4.0. Asesmen mandiri merupakan bagian dari proses Asesmen TVET 4.0, biasanya dilakukan sebelum Asesor untuk Asesmen TVET 4.0 melakukan asesmen. Hasil Asesmen Mandiri diserahkan kepada Asesor Asesmen TVET 4.0.
Asesmen Internal adalah asesmen yang dilakukan oleh Pendidikan Tinggi, tanpa terkait dengan waktu Asesmen TVET 4.0. Asesmen Internal dapat dilakukan kapan saja oleh Pendidikan Tinggi sesuai kebutuhan. Hasil asesmen internal tidak wajib diserahkan kepada Tim Asesmen TVET 4.0.
Diharapkan, Asesmen TVET 4.0 Berkontribusi pada penciptaan sistem yang lebih baik di lingkungan unit pendidikan Kementerian Perindustrian untuk pengembangan keterampilan 4.0, sehingga lulusan kampus Kemenperin semakin menghadapi tantangan global di era industri 4.0 ini.