Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta The Institute of Technical Education Services (ITEES) Singapura yang juga didukung oleh Temasek Foundation dalam menyelenggarakan Post-Training Sharing Workshop (PSW) 2022.
Kegiatan yang resmi dibuka oleh Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) BPSDMI Kemenperin dan Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek pada Selasa, 14 Juni 2022 ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Leaders Training Workshop (LTW) 2022.
Kepala PPPVI Restu Yuni Widayati menjelaskan bahwa kegiatan PSW ini adalah bagian dari upaya peningkatan kualitas SDM yang merupakan salah satu prioritas nasional dalam program Making Indonesia 4.0.
“Salah satu inisiatif kunci yang perlu dilakukan adalah memperbaharui sekolah kejuruan untuk mendukung Industri 4.0 sehingga diperlukan langkah transformasi agar siswa lulusan SMK dapat sesuai dengan kebutuhan Industri 4.0,” ucap Restu.
PSW ini diikuti oleh 173 SMK yang merupakan SMK Pusat Keunggulan dan SMK Industri Berorientasi 4.0 dengan materi yang disampaikan oleh 54 peserta kegiatan LTW dan Diklat Transformasi Industri 4.0 Batch 1 yang berasal dari SMK dalam program Link and Match Kemenperin.
54 peserta tersebut telah dibekali terkait bagaimana mentransformasi sekolahnya dengan keterampilan yang telah dibagikan dari Kemenperin dan ITEES Singapura.
Selain itu, agar memberikan manfaat sebaik-baiknya bagi sekolah dan lingkungannya, mereka diharapkan dapat melaksanakan PSW. Setiap peserta LTW juga diminta untuk membuat minimal 1 program perubahan di SMK-nya.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Wardani Sugiyanto mengatakan bahwa kegiatan PSW ini sangat penting dan merupakan upaya yang dilakukan dalam transformasi industri 4.0 terutama bagi SMK.
“Transformasi industri 4.0 ini harus dilakukan untuk SMK supaya penyiapan SDM kita tepat sasaran,” imbuh Wardani.
Untuk mengukur implementasi program ini, Kemenperin telah menyusun INDI 4.0 sebagai assessment tools dan juga menjaga sustainability peningkatan implementasi industri 4.0.
Kegiatan ini adalah bentuk dukungan Kemenperin terhadap program Link and Match SMK di lingkungan Kemdikbudristek yang melibatkan 856 industri dan 2.156 SMK.
Beberapa kegiatan lain yang telah dilakukan hingga saat ini adalah peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, magang, dan teaching factory, diklat asesor kompetensi, pemberian bantuan alat ke SMK, monitoring dan evaluasi, pelatihan in-company trainer, dan coaching clinic super tax deduction.
Menurut Restu, implementasi transformasi di sektor industri dinilai berpotensi besar meningkatkan produktivitas dan daya saing, mengurangi konsumsi energi, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas sumber daya di sektor tersebut sehingga keberhasilan implementasi Making Indonesia 4.0 harus didukung program yang terencana dan terstruktur guna meningkatkan kesadaran industri untuk memahami transformasi 4.0 serta melakukan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan.
“Kementerian Perindustrian mendorong pendekatan terintegrasi untuk memajukan industri 4.0 sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kinerja sektor industri yang menjadi penyumbang PDB nasional terbesar,” pungkasnya.
Dengan mendorong implementasi industri 4.0 pada sektor tersebut, data Kemenperin menyebutkan bahwa Indonesia diprediksi akan mendapatkan PDB yang berasal dari peningkatan input tenaga kerja dan peningkatan produktivitas mencapai total 155 Miliar USD dengan tambahan tenaga kerja digital manufaktur yang mencapai 4.5 juta orang dan tenaga kerja penunjang manufaktur sebesar 12,5 juta orang.
“Peran aktif Bapak Ibu sangat kami harapkan agar dapat memanfaatkan dengan maksimal hasil dari pelatihan ini untuk mentransformasi sekolahnya sehingga dapat menghasilkan lulusan dengan Skill 4.0 yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan industri,” kata Restu menutup sambutannya.